Jakarta -
Donat yang manis empuk tentu menggoda. Enaknya
dinikmati sambil bersantai. Namun, seperti makanan lain, makan donat juga
harus dibatasi agar tubuh tak melar.
Semakin hari, semakin banyak varian rasa dan bentuk donat ditawarkan toko
kue. Karena rasanya begitu menarik dan enak, tak jarang donat dijadikan
makanan utama. Tak sedikit juga orang makan donat sebagai menu pengganti
sarapan atau makan siang. Namun, hal ini tak disarankan oleh seorang ahli gizi,
Rita Ramayulis, DCN, MKes.
Menurutnya, donat tetaplah camilan. “Donat bukan makanan utama seperti nasi dan
lauk, karena di dalamnya hanya terdapat makronutrien seperti karbohidrat,
kalori, dan protein. Selain itu, tak ada kandungan penting lain seperti
vitamin dan mineral. Ini membuktikan bahwa kandungan nutrisi donat tidak
seimbang,” kata ahli gizi yang aktif mengajar ini.
Apalagi, kandungan
kalori di dalam donat tidak sedikit. “Rasa dan varian donat memang banyak, tapi
rata-rata sebuah donat mengandung di atas 200 kalori. Apalagi jika donatnya
mengandung lebih dari 1 variasi topping, bisa sampai 300 kalori!,"
jelasnya.
Jumlah kalori donat tak bisa disimpulkan dengan
cara memukul rata sesuai rasa atau merknya. Setiap donat tak mungkin mempunyai
kadar kalori yang persis sama.
“Donat buatan bakery biasanya lebih banyak
mengandung telur, sehingga bagian dalamnya sangat lembut. Inilah yang
menyebabkan kandungan protein dan lemaknya lebih tinggi. Sedangkan, donat
buatan rumahan lebih banyak mengandung tepung. Donat seperti ini juga lebih
banyak mengandung karbohidrat,” tutur Rita Ramayulis.
Padahal, rata-rata kebutuhan kalori
seorang wanita atau pria dengan rentang usia 20-30 tahun adalah 2000 dan 2300
kalori.
“Dari jumlah kebutuhan kalori tersebut, ambil
sekitar 20% untuk mengetahui jumlah kebutuhan gula dalam sehari. Jika dihitung,
jumlah kebutuhan gula adalah sekitar 400 hingga 460 kalori. Itu sama saja dengan
4 sdm gula jika dikonversikan,” ucap ahli gizi yang juga penulis buku
ini.
Itu berarti, jika Anda mengonsumsi sebuah donat
dengan satu topping, Anda sudah mengonsumsi 2 sdm gula. Donat itu belum
termasuk jika topping-nya lebih dari 1 macam, tekstur, serta ukuran donat yang
beragam. Apalagi, jika Anda melahap lebih dari satu donat!
Tak pelak, jika dimakan terlalu banyak, donat
akan menambah berat badan. Selain membuat gemuk, terlalu banyaknya konsumsi
donat juga bisa membuat kegemukan atau obesitas hingga penyakit seperti
kolesterol dan penyakit jantung.
“Jika ingin donat yang lebih sehat, cobalah
mencari donat yang ber-topping buah-buahan, kacang-kacangan, atau biji-bijian.
Jika ada donat yang dipanggang, itu akan jauh lebih baik. Donat yang dipanggang
berarti telah memangkas sebanyak 75 kalori banyaknya daripada donat yang
digoreng,” ujar dosen di salah satu perguruan tinggi negeri ini.
Sebagai konsumen, Anda juga harus memperhatikan
bahan donat. Selai, misalnya. Walau selai buah terbuat dari buah, tapi kadar
gulanya sangat tinggi. Jika mungkin, jangan makan terlalu banyak atau hindari
selai manis seperti ini.
Intinya, harus cermat betul dalam mengonsumsi
donat. Pastikan menu asupan makanan sehari-hari seimbang dan tidak menyantap
donat terlalu banyak.
Menurut Rita, padanan paling pas untuk
mengonsumsi donat adalah air putih atau buah utuh.
“Air putih bisa menetralisir donat, sedangkan
buah utuh mengandung nutrisi yang tidak ada di dalam donat, seperti vitamin dan
mineral,” tutup ahli gizi yang terkenal dengan sistem diet REST-nya ini.
https://food.detik.com/info-sehat/d-3022319/apa-benar-banyak-makan-donat-bikin-gemuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar