Jakarta, CNN Indonesia -- Tidak mudah untuk menggeluti
dunia memasak. Memasak bukan sekadar tentang membuat makanan menjadi enak
disantap. Bukan juga tentang mencampur bahan semata demi memuaskan rasa
lapar.
Memasak pun mempunyai aturan, dan setiap aturan ternyata ada tujuannya. Sebuah masakan tak sembarang dibuat. Semua tak hanya demi kelezatan, tapi juga harus memikirkan kandungan gizi yang terkandung di dalam makanan yang kita telan.
Memasak pun mempunyai aturan, dan setiap aturan ternyata ada tujuannya. Sebuah masakan tak sembarang dibuat. Semua tak hanya demi kelezatan, tapi juga harus memikirkan kandungan gizi yang terkandung di dalam makanan yang kita telan.
Misalnya saja, penggunaan air dingin untuk membuat donat. Mengapa harus air
dingin? Apa yang terjadi jika hanya menggunakan air biasa? Apakah adonan donat
akan berubah menjadi adonan bolu?
Penggunaan air dingin dalam pembuatan donat lebih untuk menjaga protein yang terkandung di dalam terigu. Pastry Chef, Solihin, mengatakan, ketika ada penambahan air dingin ke dalam adonan donat, akan terjadi perubahan fisika yang menghasilkan perubahan kimia.
"Pedal mixer yang berputar akan menghasilkan panas yang akan memengaruhi proses pembuatan adonan," kata Solihin saat ditemui di kawasan Bekasi, Jawa Barat.
Jika panas adonan donat melebihi 26 derajat celsius, akan menyebabkan protein rusak. Hal itu juga terjadi ketika terlalu lama mengaduk adonan yang menyebabkan adonan donat tidak kalis lagi. "Kalau begitu, adonannya dilihat dari fisik lebih lemas," ujarnya.
Menurut Solihin, donat yang baik adalah donat yang terasa padat dan kenyal. Tidak seperti donat-donat yang banyak digandrungi seperti sekarang. "Kekenyalan yang berbeda, lebih mengenyangkan di perut, ujar Solihin.
Ia pun mengakui bahwa donat yang dibuat secara tradisional lebih bergizi dibandingkan donat yang agak kopong seperti banyak beredar.
Penggunaan air dingin dalam pembuatan donat lebih untuk menjaga protein yang terkandung di dalam terigu. Pastry Chef, Solihin, mengatakan, ketika ada penambahan air dingin ke dalam adonan donat, akan terjadi perubahan fisika yang menghasilkan perubahan kimia.
"Pedal mixer yang berputar akan menghasilkan panas yang akan memengaruhi proses pembuatan adonan," kata Solihin saat ditemui di kawasan Bekasi, Jawa Barat.
Jika panas adonan donat melebihi 26 derajat celsius, akan menyebabkan protein rusak. Hal itu juga terjadi ketika terlalu lama mengaduk adonan yang menyebabkan adonan donat tidak kalis lagi. "Kalau begitu, adonannya dilihat dari fisik lebih lemas," ujarnya.
Menurut Solihin, donat yang baik adalah donat yang terasa padat dan kenyal. Tidak seperti donat-donat yang banyak digandrungi seperti sekarang. "Kekenyalan yang berbeda, lebih mengenyangkan di perut, ujar Solihin.
Ia pun mengakui bahwa donat yang dibuat secara tradisional lebih bergizi dibandingkan donat yang agak kopong seperti banyak beredar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar